Senin, 17 April 2017

Kekhawatiran Berlebih Pada Ibu Baru Memicu Gangguan Obsesif Kompulsif

Menjadi ibu baru adalah pengalaman yang sangat menakjubkan. Setelah menanti selama kurang lebih 9 bulan, akhirnya kini buah hati berada di dekapan.

Anda tidak hanya bisa merasakan hadirnya, tetapi juga bisa membelai, mengecup, memeluk dan melakukan aktifitas lain bersamanya. Tidak dipungkiri lagi, bahwa kehadirannya benar-benar membawa kebahagiaan yang tidak terhingga karena Anda sudah menjadi ibu.

Bahagia, itulah yang seharusnya ibu rasakan setelah melahirkan. Akan tetapi, faktor genetik dan psikososial menyebabkan seorang ibu baru mengalami kekhawatiran berlebih yang justru dapat memicu terjadinya gangguan obsesif kompulsif atau OCD.

Masih sangat wajar apabila ibu merasa khawatir terhadap kondisi buah hatinya. Namun, bila kekhawatiran tersebut menjadi berlebih, perlu diwaspadai bila kemungkinan ibu mengalam gejala OCD.

Ini merupakan gangguan kepribadian yang membuatnya selalu merasa cemas dan resah. Ia takut apabila bayinya jatuh dari tempat tidur saat sedang tidur, jadi ia selalu mengendong dan menjaganya. Kondisi ini tentu bisa menganggu, terutama bagi kelancaran ASI.

Ibu tidak bisa mengontrol pikirannya karena terlalu khawatir sehingga menyebabkan air susu ibu tidak lancar. Pada awal gejala, semua masih bisa dikendalikan, namun lama kelamaan, gangguan tersebut bisa meningkat dan menimbulkan perilaku yang impulsif pada ibu baru. Selain berpengaruh pada dirinya sendiri, OCD juga dapat berdampak pada lingkungan sekitar, terutama bayinya. Ibu baru akan mengalami gangguan ini dalam skala ringan sampai berat.

Kondisi ini sebanyak 11% ibu baru selama kurang lebih 2-6 minggu paska melahirkan. Apabila level gangguan masih ringan, Anda bisa mengatasinya sendiri dengan dukungan dari suami dan keluarga. Namun, pada gangguan yang lebih berat, diperlukan penanganan berupa terapi berdasarkan kondisi yang dialami.

Gangguan OCD tentu membuat kehidupan Anda setelah melahirkan menjadi tidak nyaman. Pada tingkat ringan, mungkin kondisi ini masih terbilang wajar. Akan tetapi, Anda perlu segera mendapatkan atau melakukan penanganan agar kondisinya tidak berlanjut. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh ibu baru untuk mengatasi gangguan obsesif kompulsif:
  1. Merawat bayi pertama memang terbilang repot karena mungkin kurangnya pengalaman. Ditambah dengan adanya gangguan OCD, Anda bisa lebih mudah kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi. Apabila Anda adalah seorang wanita karir, kondisi ini mengakibatkan Anda tidak bisa fokus pada pekerjaan dan juga hal-hal lainnya. Oleh karena itu, Anda perlu bantuan orang lain untuk mengasuh anak Anda, bisa orang tua atau pengasuh yang bisa dipercaya.
  2. Perasaan khawatir berlebih biasanya karena tekanan yang ibu baru rasakan yang berasal dari tanggung jawab yang berat dalam mengasuh si buah hati. Itulah mengapa, untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pembagian tugas bersama orang-orang di sekitar Anda, terutama suami dalam hal menjaga anak.
     
  3. Cari lebih banyak informasi tentang OCD dan yakinkan diri Anda untuk tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi buah hati dan sebagainya karena hal tersebut justru akan memperburuk keadaan.
     
  4. Selalu terbuka kepada suami tentang apa saja yang Anda rasakan, termasuk saat Anda sedang merasa khawatir. Dengan begitu, Anda bisa berdiskusi untuk mencari solusi bersama dan mintalah bantuannya untuk terus meyakinkan Anda bahwa bayi akan baik-baik saja.
Previous Post
Next Post

0 komentar:

Monggo komentar kritik, saran di kolom dibawah ini atau hanya sekedar titip salam ke pacar juga boleh ... :D

Terus jadikan blog footherbal menjadi blog terbaik buat mencari ilmu kesehatan, kehamilan, gaya hidup, kecantikan dan lain sebagainya ... :)

Jangan menaruh link aktif/pasif di kolom komentar ya bosss ... !!!