 |
| Gairah Suami Menurun, Waspadalah! |
Pasangan suami istri harus sadar jika intensitas hubungan seksual dalam rumah tangga menurun. Harus dipikirkan secara jernih apa yang menjadi penyebabnya. Apakah ada persoalan yang menyangkut psikis atau ada persoalan fisik, atau bahkan ada pihak ketiga.
Pada umumnya para pria 'lebih sering' meminta untuk berhubungan seksual. Terlebih dalam keluarga yang sangat patriarki, keingingan lebih didominasi oleh pihak suami. Namun, ada kalanya pihak suami jarang atau bahkan meminta berhubungan seksual. Dalam kondisi ini, pihak istri jangan berpikir lega karena tidak harus 'melayani', melainkan harus berpikir ulang mengapa hal ini terjadi.
Sebuah peringatan diungkapkan oleh seorang mantan pekerja seks komersial, Rebecca Dakin, yang saat ini membuka usaha konseling hubungan pria dan wanita, pakar perselingkuhan, dan penulis buku. Peringatan yang disampaikan adalah kewaspadaan bahwa sang suami mendapat kepuasan seks di luar rumah.
Berdasarkan pengalamannya dari 900 pria yang pernah menjadi pelanggannya bahwa 60% diantaranya adalah pria yang sudah berumahtangga atau berpasangan. Alasan para pria tersebut mendapatkan seks di luar rumahnya adalah karena alasan mencari sensasi, tantangan, dan tidak mendapatkan kepuasaan dari pasangan resminya.
Hal penting lainnya yang sangat perlu diperhatikan adalah ketidakpercayaan diri para pria untuk bicara terus terang dan terbuka mengenai keinginan seksual mereka. Ketakutan akan respon dari istri seperti marah, penolakan, dan respon-respon negatif lainnya membuat para suami semakin tidak percara diri. Bahkan ketakutan akan ketidakmampuan memuaskan istri juga memperparah ketidakpercayaan diri.
Hubungan seks sudah seharusnya adalah hubungan yang setara, yang menempatkan pria dan wanita pada posisi yang sama sehingga komunikasi terbuka bisa terjadi. Tidak ada yang mendominasi dalam hubungan seksual. Jika hal ini tercapai, maka peluang perselingkuhan bisa ditekan semaksimal mungkin.
Pada umumnya para pria 'lebih sering' meminta untuk berhubungan seksual. Terlebih dalam keluarga yang sangat patriarki, keingingan lebih didominasi oleh pihak suami. Namun, ada kalanya pihak suami jarang atau bahkan meminta berhubungan seksual. Dalam kondisi ini, pihak istri jangan berpikir lega karena tidak harus 'melayani', melainkan harus berpikir ulang mengapa hal ini terjadi.
Sebuah peringatan diungkapkan oleh seorang mantan pekerja seks komersial, Rebecca Dakin, yang saat ini membuka usaha konseling hubungan pria dan wanita, pakar perselingkuhan, dan penulis buku. Peringatan yang disampaikan adalah kewaspadaan bahwa sang suami mendapat kepuasan seks di luar rumah.
Berdasarkan pengalamannya dari 900 pria yang pernah menjadi pelanggannya bahwa 60% diantaranya adalah pria yang sudah berumahtangga atau berpasangan. Alasan para pria tersebut mendapatkan seks di luar rumahnya adalah karena alasan mencari sensasi, tantangan, dan tidak mendapatkan kepuasaan dari pasangan resminya.
Hal penting lainnya yang sangat perlu diperhatikan adalah ketidakpercayaan diri para pria untuk bicara terus terang dan terbuka mengenai keinginan seksual mereka. Ketakutan akan respon dari istri seperti marah, penolakan, dan respon-respon negatif lainnya membuat para suami semakin tidak percara diri. Bahkan ketakutan akan ketidakmampuan memuaskan istri juga memperparah ketidakpercayaan diri.
Hubungan seks sudah seharusnya adalah hubungan yang setara, yang menempatkan pria dan wanita pada posisi yang sama sehingga komunikasi terbuka bisa terjadi. Tidak ada yang mendominasi dalam hubungan seksual. Jika hal ini tercapai, maka peluang perselingkuhan bisa ditekan semaksimal mungkin.
0 komentar:
Monggo komentar kritik, saran di kolom dibawah ini atau hanya sekedar titip salam ke pacar juga boleh ... :D
Terus jadikan blog footherbal menjadi blog terbaik buat mencari ilmu kesehatan, kehamilan, gaya hidup, kecantikan dan lain sebagainya ... :)
Jangan menaruh link aktif/pasif di kolom komentar ya bosss ... !!!