Perubahan-Perubahan Tubuh Setelah Melahirkan

Setelah melahirkan ada perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu. Perubahan ini mencakup perubahan fisik maupun emosional. Ketahuilah perubahan-perubahan tersebut sebagai langkah persiapan.
 

1. Perubahan Fisik

Perubahan fisik yang terjadi setelah ibu melahirkan begitu drastis. Yang paling terlihat tentunya adalah mengecilnya perut yang sebelumnya berkembang saat masih ada janin di dalamnya. Namun, ada beberapa ibu yang tidak merasakan perbedaan berarti pada tubuhnya. Mereka merasa seperti masih hamil. Kehamilan yang cukup lama memang membuat tubuh berubah dan perlu beberapa saat untuk mengembalikan bentuk tubuh seperti semula sebelum hamil.

Setelah melahirkan, rahim masih dalam kondisi yang membesar selama beberapa minggu lamanya begitu pula otot perut, otot pelvis, dan kulit yang masih meregang. Diperlukan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan kembali semuanya seperti semula. Seminggu setelah melahirkan, ibu perlu melakukan olah raga postnatal untuk mengembalikan bentuk tubuh dan memperkuat otot-otot. Jika anda menyusui bayi, bentuk tubuh anda akan kembali pulih dengan lebih cepat karena rahim akan berkontraksi jika ibu menyusui.

Hari pertama dan kedua setelah anda melahirkan, cairan ekstra yang tersimpan selama kehamilan harus dikeluarkan sehingga anda akan lebih sering buang air besar pada waktu tersebut. Namun, tubuh yang bekerja keras untuk memproduksi air susu akan meningkatkan keluarnya keringat dalam tubuh dan akan terjadi peningkatan rasa haus. Karena kehilangan cairan diatas, wanita yang baru saja melahirkan dan menyusui disarankan untuk memperbanyak minum agar tidak dehidrasi.

Pasca melahirkan, tugas ibu selanjutnya adalah menyusui dan tubuh akan mempersiapkan diri untuk hal itu. Anda akan merasakan payudara terasa hangat, lebih berat, lebih lunak, dan penuh dengan air susu. Setelah anda menyusui dengan teratur, payudara terasa lebih nyaman dengan berkurangnya rasa panas dan berat.

Proses persalinan yang dilanjutkan dengan mengurus bayi dan terjadinya perubahan fisik pada ibu akan menimbulkan rasa letih yang luar biasa. Perubahan hormonal juga terjadi dan bisa mempengaruhi kondisi kejiwaan ibu. Untuk mengurangi dan mencegah masalah setelah melahirkan, diperlukan istirahat yang cukup secara fisik dan emosional.
 

2. Perubahan Emosional

Minggu-minggu pertama setelah melahirkan begitu penting terhadap perkembangan kejiwaan ibu. Sekitar 70 sampai 80 persen wanita mengalami rasa sedih yang begitu mendalam dalam masa ini. Kondisi perubahan emosional seperti ini disebut dengan “baby blues”. Penyebabnya adalah rasa letih, gelisah, dan adanya perubahan hormonal yang terjadi setelah melahirkan.

Merasa sedih dan sering menangis setelah melahirkan adalah gejala umum baby blues. Rasa sedih tersebut diiringi dengan rasa resah dan gelisah karena rasa takut terhadap tanggung jawab untuk merawat bayi yang baru dilahirkan. Ibu tersebut merasa cemas jika dia tidak akan mampu mengurus bayinya dengan baik. Kecemasan terhadap masa depan anak juga menjadi pertanda baby blues. Kesedihan dan kecemasan yang terjadi justru mengakibatkan berkurangnya rasa keibuan sehingga ibu yang baru melahirkan tidak mengurus anaknya dengan baik.

Sebenarnya, perasaan-perasaan yang terjadi tersebut wajar terjadi pada ibu yang baru saja melahirkan. Biasanya perasaan tersebut akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa saat. Namun, bisa juga hal tersebut berkembang sampai tahap yang tidak wajar. Saat kesedihan dan kecemasan semakin bertumpuk, bisa terjadi depresi yang dalam dunia medis sering disebut dengan depresi postpartum. Oleh karena itu, jika ada perasaan sedih dan cemas, perasaan tersebut tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Untuk menghindari kondisi yang tidak wajar, ibu harus memperbanyak istirahat dan mencari dukungan dari banyak pihak terutama suami untuk menghilangkan perasaan-perasaan aneh tersebut. Jika terjadi kondisi depresi, penangan oleh ahli psikologi sangatlah diperlukan agar kejiwaan ibu bisa kembali normal.

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share